Psikologi berasal dari kata psyche yang berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu. Focus utama Psikologi Sosial adalah pada pemahaman mengenai bagaimana dan mengapa individu berperilaku, berpikir, dan memiliki perasaan tertentu dalam konteks situasi social. Yang dimaksud dengan situasi social adalah kehadiran orang lain secara nyata maupun secara imajinasi.
Psikologi sosial merupakan perkembangan ilmu pengetahuan yang baru dan merupakan cabang dari ilmu pengetahuan psikologi pada umumnya. Ilmu tersebut menguraikan tentang kegiatan-kegiatan manusia dalam hubungannya dengan situasi-situasi sosial.
a. Hubert Bonner
Psikologi Sosial adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia.
b. A.M . chorus
Psikologi Sosial adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia sebagai anggota suatu masyarakat.
c. Michener & Delamater : 1999
Psikologi Sosial adalah studi alami tentang sebab-sebab dari prilaku sosial manusia.
d. Gordon Allport : 1985ü
Psikologi Sosial adalah ilmu pengetahuan yang berusaha memahami dan menjelaskan bagaimana pikiran, perasaan, dan tingkah laku seseorang dipengaruhi oleh kehadiran orang lain, baik secara nyata/aktual, dalam bayangan/imajinasi dan dalam kehadiran yang tidak langsung (implied).
e. Davis O Sears
Psikologi Sosial merupakan usaha sistematis untuk memahami prilaku sosial, yakni :
Bagaimana kita mengamati orang lain dan situasi sosial
Bagaimana orang lain bereaksi terhadap kita
Bagaimana kita dipengaruhi oleh situasi sosial
f. Shaw & Costanzo : 197O
Psikologi Sosial adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku individu sebagai fungsi dari rangsang-rangsang sosial.
g. Berhm & Kassin
Psikologi Sosial adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari cara individu berpikir, merasa, dan bertingkah laku dalam setting sosial.
h. Sherifü & sherif : 1986
Social psychology is scientific study of the experience and behavior individuals in relation to social stimulus situasions.
i. Krech, Crutchfield, & Ballachey : 1962
Social Psychology can be defined as the science of interpersonal behavior events.
j. Watson : 1966
Social Psychology is the scientific study of human interaction.
k. Deweyü & Humber : 1966
Social Psychology is the study of the individual human being as be interacts, largely symbolically, with his environment.
l. Jonesü & Gerard : 1967
Social Psychology is a subdiscipline of Psychology that especially involves this scientific study of the behavior of individuals as a function of social stimuli.
m. Mc. Davidü & Harari : 1968
Social Psychology is the scientific study of the experience and behavior of individuals in relation to other individuals, groups and culture
- Sherif & Muzler, 1958: Psikologi Sosial adalah ilmu tentang pengalaman dan perilaku individu dalam kaitannya dengan situasi stimulus social.
- Dewey & Huber, 1966: Psikologi social adalah study tentang manusia individual ketika ia berinteraksi, biasanya secara simbolik dengan lingkungannya.
- Shaw & Constanzo, 1970: Psikologi Sosial adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku individual sebagai fungsi rangsang-rangsang social.
- Smith & Mackie, 2000: Social psychology is the scientific study of social and cognitive processes on the way individuals perceive, influence and relate to others.
- Baron & Byrne, 2004: Psikologi Sosial adalah cabang ilmu pengetahuan yang berusaha untuk memahami asal-usul dan penyebab dari tingkah laku dan pemikiran individu pada konteks situasi social.
Dari berbagai pendapat tokoh-tokoh tentang pengertian psikologi sosial dapat disimpulkan bahwa psikologi sosial adalah suatu studi ilmiah tentang pengalaman dan tingkah laku individu-individu dalam hubungannya dengan situasi sosial.
Sedangkan latar belakang timbulnya psikologi sosial, banyak beberapa tokoh berpendapat, semisal, Gabriel Tarde mengatakan, pokok-pokok teori psikologi sosial berpangkal pada proses imitasi sebagai dasar dari pada interaksi sosial antar manusia. Bedah lagi dengan Gustave Le Bon, bahwa pada manusia terdapat dua macam jiwa yaitu jiwa individu dan jiwa massa yang masing-masing berlaianan sifatnya.
Jiwa massa lebih bersifat primitif (buas, irasional, dan penuh sentimen) dari pada sifat-sifat jiwa individu. Berlaianan dengan Le Bon, Sigmund Freud berpendapat bahwa jiwa massa itu sebenarnya sudah terdapat dan tercakup oleh jiwa individu, hanya saja sering tidak disadari oleh manusia itu sendiri karena memang dalam keadaan terpendam. Dan masih banyak lagi tokoh-tokoh yang berpendapat dalam buku yang mempunyai pengaruh terhadap perkembangan psikologi sosial.
Pada tahun 1950 dan 1960 psikologi sosial tumbuh secara aktif dan program gelar dalam psikologi dimulai disebagaian besar universitas.
Dasar mempelajari psikologi sosial berdasarkan potensi –potensi manusia, dimana potensi ini mengalami proses perkembangan setelah individu itu hidup dalam lingkungan masyarakat. Potensi-potensi tersebut antara lain:
1. kemampuan menggunakan bahasa
2. adanya sikap etik
3. hidup dalam 3 dimensi (dulu, sekarang, akan datang )
Ketiga pokok di atas biasa disebut sebagai syarat human minimum. Dengan demikian yang tidak memenuhi human minimum dengan sendirinya sukar digolongkan sebagai masyarakat. Obyek manusia mempelajari
psikologi sosial adalah kegiatan-kegiatan sosial / gejala-gejala sosial. Sedangkan metode sosial antara lain :
a. Metode Eksperimen,
b. Metode survey,
c. Metode Observasi,
d. Metode diagnostik – psychis,
Sebagai ilmu yang obyeknya manusia, maka terdapat saling hubungan antara psikologi sosial dengan ilmu-ilmu lain yang obyeknya juga manusia seperti misalnya : Ilmu hukum, Ekonomi, sejarah, dan yang paling erat hubungannya adalah sosiologi. Letak psikologi sosial dalam sistematik psikologi termasuk dalam psikologi yang bersifat empirik dan tergolong psikologi khusus yaitu psikologi yang menyelidiki dan yang mempelajari segi-segi kekhususan dari hal-hal yang bersifat umum dipelajari dalam lapangan psikologi khusus. Sedangkan kedudukan psiklogi sosial didalam lapangan psikologi termasuk dalam
psikologi teoritis, sedangkan psikologi sosial tergolong dalam psikologi teoritis.
Mengenai psikologi sosial terdapat pertentangan faham diantara beberapa tokoh ilmu jiwa
sosial yang dalam garis besarnya dapat dikelompokan menjadi dua aliran yakni, aliran subyektifisme yang menyatakan bahwa individulah yang membentuk masyrakat dalam segala tingkah lakunya. Dan aliran kedua adalah, obyektivisme yang merupkan kebalikan dari aliran subyektivisme, bahwa masyarakatlah yang menentukan individu.
Selain dua aliran di atas, masih ada aliran yang membicarakan masalah hubungan antara individu dengan masyarakat diantaranya adalah aliran historis dan cultural personality.
2.1 Hubungan Psikologi Sosial dengan Ilmu Lain
Serge moscovici seorang psikolog sosial perancis menyatakan bahwa psikologi sosial adalah jembatan diantara cabang-cabang pengetahuan sosial lainnya. Sebab psikologi sosial mengakui pentingnya memandang individu dalam suatu system sosial yang lebih luas dan karena itu menarik kedalamnya sosiologi, ilmu politik, antropologi, dan ekonomi. Psikologi sosial mengakui aktifitas manusia yang rentangnya luas dan pengaruh budaya serta perilaku manusia dimasa lampau. Dalam mengambil fokus ini psikologi sosial beririsan dengan filsafat, sejarah, seni dan musik. Selain itu psikologi sosial memiliki perspektif luas dengan berusaha memahami relevansi dari proses internal dari aktivitas manusia terhadap perilaku sosial. Dalam hal ini psikologi sosial misalnya mungkin mempertanyakan bagaimana keadaan orang setelah menyaksikan suatu kejadian menakutkan akan mempengaruhi arousal secara fisiologis, seperti tekanan darah dan serangan jantung. Karena perspektif ini, maka dibahas tentang persepsi, kognisi dan respon fisiologis.
Meskipun demikian, perlu dicatat bahwa cirikhas dari psikologi sosial adalah memfokuskan pada individu daripada kelompok atau unit.sementara ahli ilmu sosial yang lain mempergunakan analisis kemasyarakatan yakni mempergunakan faktor-faktor secara luas untuk menjelaskan perilaku sosial. Misalnya sosiologi lebih tertarik pada struktur dan fungsi kelompok. Kelompok itu dapat kecil (keluarga), atau moderat (perkumpulan mahasiswa, klub sepakbola), atau luas (suatu masyarakat).
Sementara bidang studi lain dari psikologi yang tertarik pada keunikan dari perilaku individu adalah psikologi kerpibadian. Pendekatan psikologi kepribadian adalah membandingkan masing-masing orang. Sementara pendekatan psikologi sosial adalah mengidentifikasikan respon (cara bereaksi) dari sebagian besar atau kebanyakan orang dalam suatu situasi dan meneliti bagaimana situasi itu mempengaruhi respon tersebut.
Marilah kita bandingkan ketiga pendekatan tersebut dengan menggunakan contoh yang spesifik untuk menganalisis terjadinya tindak kekerasan. Pendekatan kemasyarakatan cenderung menunjukkan adanya kaitan antara tingkat kejahatan yang tinggi dengan kemiskinan, urbanisasi yang cepat, dan industrialisasi dalam suatu masyarakat. Untuk membuktikan kesimpulan ini, mereka menunjukkan beberapa fakta tertentu : orang yang miskin lebih sering melakukan kejahatan; kejahatan lebih banyak timbul di daerah kumuh ketimbang di lingkungan elit; kriminalitas meningkat pada masa resesi ekonomi dan menurun di saat kondisi ekonomi membaik.
Sementara pendekatan individual dalam bidang psikologi yang lain (psikologi kepribadian, perkembangan dan klinis) cenderung menjelaskan kriminalitas berdasarkan karakteristik dan pengalaman criminal individu yang unik. Pendekatan ini akan mempelajari perbedaan individual yang menyebabkan sebagian orang melakukan tindak criminal, yang tidak dilakukan oleh orang lain dengan latar belakang yang sama, untuk itu, biasanya mereka memusatkan pada latar belakang individu, misalnya bagaimana perkembangan orang itu? Disiplin apakah yang diterapkan orang tuanya? Mungkin orang tua yang kasar cenderung menumbuhkan anak belajar berperilaku kasar?. Penelitian dapat dilakukan dengan membandingkan latar belakang keluarga anak yang nakal dengan yang tidak nakal. Jadi analisis semacam ini memusatkan pada bagaimana dalam situasi yang sama orang dapat melakukan perilaku yang berbeda karena pengalaman masa lalu yang unik.
Sebaliknya psikologi sosial lebih berpusat pada usaha memahami bagaimana seseorang bereaksi terhadap situasi sosial yang terjadi. Psikologi sosial mempelajari perasaan subyektif yang biasanya muncul dalam situasi sosial tertentu, dan bagaimana perasaan itu mempengaruhi perilaku. Situasi interpersonal apa yang menimbulkan perasaan marah, dan meningkatkan atau menurunkan kemungkinan munculnya perilaku agresi? Sebagai contoh, salah satu prinsip dasar psikologi sosial adalah bahwa situasi frustasi akan membuat orang marah, yang memperbesar kemungkinan timbulnya mereka melakukan perilaku agresi. Akibat situasi yang menimbulkan frustasi ini merupakan penjelasan alternative mengenai sebab timbulnya kejahatan. Hubungan itu tidak hanya menjelaskan mengapa perilaku agresif terjadi dalam situasi tertentu, tetapi juga menjelaskan mengapa faktor ekonomi dan kemasyarakatan menimbulkan kejahatan. Misalnya, orang miskin berduyun-duyun dating ke kota akan mengalami frustasi; mereka ternyata sulit mencari pekerjaan, mereka tidka dapat membeli apa yang mereka inginkan, tidak dapat hidup layak seperti yang mereka bayangkan. Dan frustasi ini merupakan sebab utama munculnya sebagian besar perilaku criminal. Psikologi sosial biasanya juga menyangkut perasaan-perasaan subyektif yang ditimbulkan situasi interpersonal, yang kemudian mempengaruhi perilaku individu. Dalam contoh ini situasi frustasi menimbulkan kemarahan, yang kemudian menyebabkan timbulnya perilaku agresif.
2.2 Metode Psikologi Sosial
- Observasi Sistematis, yaitu mengamati secara hati-hati perilaku yang ada dilengkapi dengan pengukuran yang akurat dan teliti. Ada 2 teknik dalam observasi sitematis, yaitu:
a) observasi alamiah (naturalistic observation), yaitu observasi terhadap perilaku dalam situasi alami (Linden, 2000). Dalam teknik ini, peneliti tidak boleh mempengaruhi orang yang diteliti, sehingga peneliti berupaya agar orang-orang yang diamatinya tidak memperhatikan keberadaan peneliti. Contoh: penelitian Brandon mengenai pengaruh suhu udara terhadap perilaku membunyikan klakson. Brandoon mengamatinya dengan bersembunyi di balik semak-semak dan menghitung bunyi klakson beberapa detik setelah lampu hijau menyala.
b) Metode survey, yaitu metode penelitian di mana peneliti meminta sejumlah besar partisipan untuk merespon pertanyaan-pertanyaan tentang sikap atau perilaku mereka. Metode ini digunakan untuk mengukur sikap mengenai isu-isu social.Syarat survey: orang-orang yang berpartisipasi harus mewakili populasi yang lebih besar; pertanyaan-pertanyaan disusun ke dalam kalimat akan berpengaruh pada hasil yang didapat. Metode ini berguna untuk mempelajari aspek-aspek dari perilaku social, namun hasil yang diperoleh baru bisa akurat bila isu mengenai sampling dan perumusan pertanyaan diperhatikan secara hati-hati.
- Metode Korelasi, yaitu peneliti mencoba untuk menentukan apakah, dan seberapa jauh, variable-variabel yang berbeda berhubungan satu sama lain dengan mengadakan observasi yang hati-hati terhadap masing-masing variable, kemudian melaksanakan uji statistic yang tepat untuk menentukan apakah dan seberapa jauh variable-variabel tersebut berkorelasi. Metode ini dapat digunakan dalam berbagai situasi natural dan seringkali sangat efisien (sejumlah informasi dapat diperoleh dalam waktu yang relative singkat). Namun, hal tersebut tidak dapat dijadikan hubungan sebab-akibat yang merupakan kelemahan metode ini.
- Metode eksperimen, yaitu sebuah metode di mana satu factor atau lebih (variable bebas) diubah secara sistematis untuk menentukan apakah suatu variable mempengaruhi satu atau lebih factor yang lain (variable terikat). Contoh: penelitian mengenai pengaruh jabat tangan terhadap persepsi orang lain mengenai orang yang diajak berjabat tangan tersebut.
Daftar Pustaka