Bentuk
yang lebih ringan dari depresi tampaknya disebabkan oleh suatu perkembangan
kronis yang sering kali bermula pada masa kanak-kanak atau masa remaja ( Klein,
dkk., 2000). Sebelumnya, formulasi diagnostik dari tipe kesedihan yang kronis
disebut “neurosis depresi” atau “kepribadian depresi” (Brody, 1995). Disebut seperti itu dalam usaha
memperhitungkan sejumlah ciri yang umumnya terkait dengan neurosis, bermula
saat awal masa kanak-kanak, gangguan yang kronis dan umunya berada pada tingkat
keparahan yang ringan. DSM menyebut bentuk depresi ini sebagai gangguan
distimik (dysthymic disorder) , atau distimia (dysthimia), diambil dari bahasa
Yunani yang berarti “buruk” dan thymos berarti “spirit”.
Orang
dengan gangguan ini merasakan spiirt yang buruk sepanjang waktu, namun tidak
mengalami depresi yang sangat parah seperti yang dialami oleh orang dengan
gangguan depresi mayor. Sementara gangguan depresi mayor cenderung parah dan
terbatas waktunya, gangguan ini relatif lebih ringan dan kronis, biasanya
berlangsung selama beberapa tahun ( Klein, dkk., 2000). Perasaan depresi dan
kesulita sosial terus ada bahkan setelah orang tersebut menampakkan kesembuhan.
Resiko dari kambuh kembali cukup tinggi (Klein dkk., 2000).
Pada
gangguan distimik, keluhan mengenai depresi dapat menjadi semacam pelengkap
dari kehidupan orang tersebut sehingga bagian tak terpisahkan dari struktur
kepribadian mereka. Keluhan terus-menerus dapat membuat orang lain menganggap
individu pengeluh (Akiskal, 1983). Meski gangguan distimik lebih ringan
daripada gangguan depresi mayor, mood tertekan dan self-esteem rendah
terus-menerus dapat mempengaruhi fungsi pekerjaan dan sosial.
Sumber :
Greene, B., Nevid, JS.,
Rathus. 2005. Psikologi Abnormal.
Jakarta : Penerbit Erlangga