Minggu, 20 Mei 2012

Gangguan Afektif Musiman


Banyak orang yang melaporkan bahwa mood merek bervariasi sesua dengan cuaca. Untuk sejumlah orang, perubahan musim dari musim panas ke musim gugur dan musim dingin menyebabkan suatu tipe depresi yang disebut gangguan afektif (mood) musiman (seasonal affective disorder). Ciri- ciri dari gangguan ini mencakup rasa lelah, tidur yang berlebihan, lapar akan karbohidrat dan berat badan naik. Gangguan ini sering menghilang seiring awal munculnya musim semi. Hal tersebut lebih serinh mempengaruhi wanita daripada pria dan paling umum terjadi diantara dewasa muda.
Meski penyebab dari gangguan ini tidak diketahui, satu kemungkinannya adalah perubahan musiman pada cahaya merubah ritme biologis yang ada pada tubuh yang mengatur proses-proses seperti temperatur tubuh dan siklus tidaur-bangun (Lee dkk., 1998). Kemungkinan lain adalah bahwa bebepa bagian dari sistem saraf pusat mengalami defisiensi dalam transmisi serotonin neurotransmitter pengatur mood selama bulan-bulam musim dingin ( Schwartz dkk., 1997). Apa pun sebab yang mendasarinya, suatu percobaan dari terapi cahaya yang intens, disebut fototerapi, sering membantu dalam mengatasi depresi. Fototerapi terdiri dari pemaparan terhadap cahaya buatan yang terang selama beberapa jam sehari. cahaya buatan tersebut tampaknya mengganti kekurangan cahaya matahari yang seharusnya diperoleh orang tersebut. Pasien umumnya melaksanakan aktivitas-aktivitas harian mereka selama sesi fototerapi. Perbaikan biasanya terjadi beberapa hari fototerapi namun penanganan tersebut sepertinya diperlukan selama berlangsungnya musim dingin. Cahaya yang diarahkan pada mata cendrung lebih sukses dibanding cahaya yang diarahkan pada kulit (Sato, 1997).

Sumber :
Greene, B., Nevid, JS., Rathus. 2005. Psikologi Abnormal. Jakarta : Penerbit Erlangga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar