Banyak
orang yang melaporkan bahwa mood merek bervariasi sesua dengan cuaca. Untuk sejumlah
orang, perubahan musim dari musim panas ke musim gugur dan musim dingin
menyebabkan suatu tipe depresi yang disebut gangguan afektif (mood) musiman
(seasonal affective disorder). Ciri- ciri dari gangguan ini mencakup rasa
lelah, tidur yang berlebihan, lapar akan karbohidrat dan berat badan naik. Gangguan
ini sering menghilang seiring awal munculnya musim semi. Hal tersebut lebih
serinh mempengaruhi wanita daripada pria dan paling umum terjadi diantara
dewasa muda.
Meski
penyebab dari gangguan ini tidak diketahui, satu kemungkinannya adalah
perubahan musiman pada cahaya merubah ritme biologis yang ada pada tubuh yang
mengatur proses-proses seperti temperatur tubuh dan siklus tidaur-bangun (Lee
dkk., 1998). Kemungkinan lain adalah bahwa bebepa bagian dari sistem saraf
pusat mengalami defisiensi dalam transmisi serotonin neurotransmitter pengatur
mood selama bulan-bulam musim dingin ( Schwartz dkk., 1997). Apa pun sebab yang
mendasarinya, suatu percobaan dari terapi cahaya yang intens, disebut
fototerapi, sering membantu dalam mengatasi depresi. Fototerapi terdiri dari
pemaparan terhadap cahaya buatan yang terang selama beberapa jam sehari. cahaya
buatan tersebut tampaknya mengganti kekurangan cahaya matahari yang seharusnya
diperoleh orang tersebut. Pasien umumnya melaksanakan aktivitas-aktivitas
harian mereka selama sesi fototerapi. Perbaikan biasanya terjadi beberapa hari
fototerapi namun penanganan tersebut sepertinya diperlukan selama
berlangsungnya musim dingin. Cahaya yang diarahkan pada mata cendrung lebih
sukses dibanding cahaya yang diarahkan pada kulit (Sato, 1997).
Sumber :
Greene, B., Nevid, JS.,
Rathus. 2005. Psikologi Abnormal.
Jakarta : Penerbit Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar