Logoterapy mempunyai arti terapi melalui pemaknaan. Merupakan
suatu terapi yang bersifat direktif dan terus menerus yang bertujuan untuk
memberikan bantuan kepada masyarakat secara spesifik pada situasi yang amat
penting, dapat juga dilakukan oleh mereka sendiri secara mendalam atau secara
tidak langsung dimana sasarannya yakni para pecandu obat bius, para pemabuk
atau penderita depresi. Logoterapi juga menggunakan teknik tertentu untuk
mengatasi phobia (rasa takut yang berlebihan), kegelisahan, obsesi tak
terkendali dari pemakai obat-obatan terlarang. Selain itu juga termasuk untuk
mengatasi kenakalan remaja, konsultasi terhadap masalah memilih pekerjaan dan
membantu semua masalah dalam kehidupan.
Jika dikaitkan dengan konseling maka Konseling logoterapi suatupendekatan
yang digunakan untuk membantu individu mengatasi masalah ketidakjelasan makna
dan tujuan hidup, yang sering menimbulkan kehampaan dan hilangnya gairah hidup.
Konseling logoterapi berorientasi pada masa depan (future oriented) dan
berorientasi pada makna hidup (meaning oriented). Relasi yang dibangun antara
konselor dengan konseli adalah encounter, yaitu hubungan antar pribadi yang
ditandai oleh keakraban dan keterbukaan, serta sikap dan kesediaan untuk saling
menghargai, memahami dan menerima sepenuhnya satu sama lain.
a. Teori yang Mendasari Logoterap
1) Ekstensialisme
Merupakan keberadaan orang hidup yang pada hakikatnya kebebasan
dari hasrat/ambisi dan pertanggung jawaban. Yang terpenting bagaimana memaknai
kehidupan itu. Whilst Freud menyatakan bahwa manusia mempunyai hasrat untuk
senang, dan Adler mengatakan hasrat sebagai kekuatan, Frankl mengatakan kita
harus mempunyai hasrat yang bermakna. Seandainya terjadi frustrasi, kerja saraf
berhenti “neogenik” Frankl mengemukakan bahwa dimensi spiritual (neotik) dari
manusia seharusnya diikutsertakan kepada dimensi pisik dan kejiwaan. Frankl
akhirnya memaknai adanya sisi positif yang khas pada setiap orang dalam suatu
keadaan. Setiap peristiwa menawarkan situasi yang berubah-ubah terus menerus dan
juga memberikan sebuah makna khusus yang penuh dengan tantangan. Maknanya tidak
dapat dibuat-buat tetapi harus dihayati sendiri.
2) Stoicisisme (tenang/sabar/tabah)
Sikap ketabahan/sabar/tenang juga harus dimiliki, karena tidak
ada masalah yang tidak ada dalam dunia ini. Kita selalu dapat menentukan sikap
menolong diri sendiri. Manusia yang berpendirian dan berkeyakinan selalu dapat
berubah tetapi juga tergantung pada penafsiran mereka terhadap masalah. Bahkan
dalamalam kematian dan penderitaan, dengan menujukkan keteguhan hati kita dapat
memposisikan diri dalam situasi yang bermakna.
Teori
– Teori Allport
Secara
umum teori Allport memberi definisi yang positif terhadap manusia, teori
Allport itu telah membantu manusia untuk melihat diri sendiri sebagai mahkluk
yang baik dan penuh harapan. Hal tersebut terlihat dari teorinya, yaitu
”gambaran kodrat manusia adalah positif, penuh harapan dan
menyanjung-nyanjung”. Memandang satu pribadi positif dan apa adanya merupakan
salah satu definisi pribadi sehat, inilah kelebihan dan kekuasan dari teori
Allport.
Kepribadian
manusia menurut Allport adalah organisasi yang dinamis dari system psikofisik
dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik atau khas dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Kemudian
Allport juga berpendapat bahwa kepribadian yang neurotis dan kepribadian yang
sehat merupakan hal yang mutlak terpisah. Namun dalam hal ini tang menjadi
kelebihan Allport adalah tentang antisipasi, Dalam teori Allport antisipasi
adalah penting untuk menentukan siapa dan apakah kita ini, dalam membentuk
identitas diri kita.
Dalam
tori Allport juga memandang bahwa kesehatan psikologis adalah melihat ke depan,
tidak melihat ke belakang, dapat dikatakan bahwa seluruh teori yang dikemukakan
oleh Allport ini sangat bertentangan dengan teori-teori yang dikemukakan oleh
Freud.
Perkembangan
Proprium
Allport
mengemukakan bahwa semua fungsi diri atau fungsi ego yang telah dijelaskan
disebut dengan fungsi proprium dari kepribadian. Fungsi-fungsi ini termasuk perasaan
jasmaniah, identitas diri, harga diri, perluasan diri, rasa keakuan, pemikiran
rasional, gambaran diri, usaha proprium, gaya kognitif dan fungsi mengenal.
Semuanya merupakan bagian yang sebenarnya dan vital dari kepribadian.
Fungsi-fungsi tersebut sama-sama memiliki suatu arti fenomenal dan “ makna
penting”. Fungsi-fungsi itu bersama disebut sebagai proprium. Proprium itu
tidak dibawa sejak lahir, melainkan berkembang karena usia.
Allport
menunjukkan tujuh aspek dalam perkembangan proprium atau ke-diri-sendiri-an
(self hood). Selama 3 tahun pertama, tiga aspek muncul, yakni : rasa diri
jasmaniah, rasa identitas-diri berkesinambungan dan harga-diri atau rasa
bangga. Antara usia 4 sampai 6 tahun, dua aspek lainnya muncul, yakni :
perluasan diri (the extension of self), dan gambaran diri. Suatu waktu antara
usia 6 dan 12 tahun, anak mengembangkan kesadaran-diri sehingga ia dapat
menanggulangi masalah-masalahnya dan akal pikiran. Selama masa remaja, munculah
intensi-intesi, tujuan-tujuan jangka panjang, dan cita-cita yang masih jauh.
Aspek-aspek ini disebut usaha proprium.
Dengan
penjelasan seperti dia atas, Allport ingin menghindari pendapat yang mengundang
pertanyaan dari banyak teoritikus yang menyatakan bahwa diri atau ego itu
serupa manusia mikro (homunculus) atau “manusia yang berada di dalam dada” yang
melakukan tugas mengorganisasikan, memegang kendali dan menjalankan sistem
kepribadian. Ia mengakui pentingnya semua fungsi psikologis yang bersumber pada
diri dan ego, namun ia berusaha keras menghindari teori yang memandang diri dan
ego sebagai pelaku atau penggerak kepribadian. Bagi allport, diri dan ego dapat
digunakan sebagai kata sifat untuk menunjukkan fungsi-fungsi proprium di dalam
seluruh bidang kepribadian.
Ciri-Ciri
Kepribadian yang Matang Menurut Allport
Menurut
Allport, faktor utama tingkah lalu orang dewasa yang matang adalah sifat-sifat
yang terorganisir dan selaras yang mendorong dan membimbing tingkah laku
menurut prinsip otonomi fungsional.
Kualitas
Kepribadian yang matang menurut allport sebagai berikut:
1.
Ekstensi sense of self
·
Kemampuan berpartisipasi dan menikmati kegiatan dalam jangkauan yang luas.
·
Kemampuan diri dan minat-minatnya dengan orang lain beserta minat mereka.
·
Kemampuan merencanakan masa depan (harapan dan rencana)
2.
Hubungan hangat/akrab dengan orang lain
Kapasitas
intimacy (hubungan kasih dengan keluarga dan teman) dan compassion
(pengungkapan hubungan yang penuh hormat dan menghargai dengan setiap orang)
3.
Penerimaan diri
Kemampuan
untuk mengatasi reaksi berlebih hal-hal yang menyinggung dorongan khusus (misal
: mengolah dorongan seks) dan menghadapi rasa frustasi, kontrol diri, presan
proporsional.
4.
Pandangan-pandangan realistis, keahlian dan penugasan
Kemampuan
memandang orang lain, objek, dan situasi. Kapasitas dan minat dalam
penyelesaian masalah, memiliki keahlian dalam penyelesain tugas yang dipilih,
mengatasi pelbagai persoalan tanpa panik, mengasihani diri, atau tingkah laku
lain yang merusak.
5.
Objektifikasi diri: insight dan humor
Kemampuan
diri untuk objektif dan memahami tentang diri dan orang lain. Humor tidak
sekedar menikmati dan tertawa tapi juga mampu menghubungkan secara positif pada
saat yang sama pada keganjilan dan absurditas diri dan orang lain.
6.
Filsafat Hidup
Ada
latar belakang yang mendasari semua yang dikerjakannya yang memberikan tujuan
dan arti. Contohnya lewat agama.
Untuk
memahami orang dewasa kita membutuhkan gambaran tujuan dan aspirasinya. Tidak
semua orang dewasa memiliki kedewasaan yang matang. Bisa saja seseorang
melakukan sesuatu hal tanpa tahu apa yang ia lakukan.
Struktur
dan Dinamika Kepribadian
Organisasi
dinamis dalam seseorang yang terdiri dari sistem-sistem psikofisis yang
menentukan keunikan penyesuaian dirinya dengan lingkungan. Dua hal yang menjadi
tekanan utama adalah kepribadian merupakan sesuatu yang berkembang dan
unsur-unsurnya saling terkait. Dalam pencarian definisi kepribadiannya Alllport
dengan hati-hati menyadari istilah karakter dan temperamen.
·
Karakter (watak) adalah segi kepribadian yang dinilai. Seseorang sering dinilai
memiliki karakter baik atau buruk.
·
Temperamen adalah disposisi yang erat kaitannya dengan faktor biologis atau
fisik. Dalam hal ini hereditas memainkan peranan penting dan bersama
intelegensi dan fisik membentik kepribadian.
Sifat-sifat
dan Disposisi-disposisi Personal
Sifat
adalah Kecenderenungan untuk berespons dengan cara tertentu ; tendensi
neuropsiki. Sifat bukanlah bentukan konsep abstrak lewat sebuah pengamatan
melainkan kenyataan objektif. Selain itu sifat juga bukanlah sekedar eksistensi
nominal.
Sifat
umum : ciri-ciri (sifat) yang terdapat pada banyak orang.
Disposisi
Personal: keunikan-kekhususan (sifat) pada individu
Contoh
:
Dalam
sebuah kelompok ada 20 orang menunjukkan sifat keagresifan (common trait). Tapi
kita tidak bisa mengtakan 20 orang itu menunjukkan/mewujudkan keagresifannya
lewat jalan yang sama. Mungkin ada yang asertif dan kompetitif, sarkastic dan
bermusuhan, dan mungkin lewat kekerasan fisik. Personal deposisi dapat disebut sebagai
sub kategori atau jalan khusus sifat terwujud.
Sifat
tidak hanya membimbing suatu tingkah laku tapi juga memulai tingkah laku dan
dalam beberapa hal memerankan peran memotivasi yang penting.
Contoh
:
Seseorang
yang punya sifat ramah/suka bergaul, tidak suka duduk sendiri di rumah menunggu
orang lain menghubunginya. Dia akan mencari teman-temannya.
Akan
tetapi sebuah sifat tidak pernah sebagai motivator murni tingkah laku beberapa
dorongan baik internal maupun eksternal yang mendahului tindakan.
Contoh
:
Jika
seseorang suka pergi ke disko, secara umum dia orang yang suka bergaul tapi ada
tingkah laku khusus bahwa dia suka mendengarkan musik.
Hubungan
Sifat, Kebiasaan, Sikap dan Tipe
Keempat
hal tersebut merupakan kecenderungan (predisposisi) yang unik, hasil dari
faktor genetik dan pembelajaran dan mendorong/menuntun tingkah laku seseorang .
§
Kebiasaan: Kurang lebih umum ( sifat /trait paling umum) , respons khusus pada
stimulus tertentu, kurang evaluatif.
Contoh:
Huming ketika mendengarkan musik, membaca dengan bersuara.
§
Sikap : lebih umum dari kebiasaan, penekanan segi lingkungan (kecenderungan
untuk berespon positif atau negatif terhadap objek tertentu), paling evaluatif.
Contoh:
Kesukaan terhadap partai, atau makanan tertentu.
§
Tipe: Abstraksi/pengelompokan sifat-sifat; mementingkan keajegan/keteraturan
sekumpulan sifat. Akan tetapi tipe menyembunyikan (sifat)keunikan pribadi dan
menunjukan perbedaan perbuatan yang tidak begitu cocok dengan kenyataan.
Disposisi
Pokok, Disposisi Sentral dan Disposisi Sekunder
§
Disposisi Pokok :Sesuatu yang begitu umum sehingga dapat ditemukan pada setiap
individu.
Contoh
:
Orang
Narcistik adalah orang yang memberikan perhatian kuat dan terus-menerus pada
kebutuhan dan ketertarukannya.
§
Disposisi Sentral: Kecenderungan karakter yang kuat (khas) pada seseorang.
Contoh:
Mungkin
kita menggambarkan karya Shakespeare (Hamlet) introspektif, obsesif,
melankolis, dramatik.
§
Disposisi Sekunder: Berfungsi terbatas, kurang menentukan dalam deskripsi
kepribadian dan lebih terpusat pad respon yangt dicocokinya.
Contoh:
Seseorang
yang menyenangkan, mungkin meledak marah ketika seseorang menghina kelompoknya.
Dua
kekhususan teori Allport adalah penolakannya pada masa lalu yang mengambil
bagian penting dalam motivasi dan ketegasannya dalam proses kognitif seperti
intensi, perencanaan pada motivasi orang dewasa. Apa yang dilakukan oleh
individu adalah kunci petunjuk yang penting tentang bagaimana orang bertingkah
laku sekarang. Allport mencari ke masa depan apa yang diharapkan oleh individu.
Perkembangan
Kepribadian Self
Self
merupakan satu-satunya sepribadian yang sebenarnya. Dengan kata lain self
dibentuk melalui deferiensiasi medan fenomena dan melalui introjeksi
nilai-nilai orang tertentu serta dari distorsi pengalaman. Self bersifat
integral dan konsisten. Pengalaman yang tidak sesuai dengan struktur self
dianggap ancaman dan self dapat berubah sebagai akibat kematangan biologic dan
belajar. Konsep self menggambarkan konsepsi mengenai dirinya sendiri, ciri-ciri
cerdas, menyenangkan, jujur, baik hati dan menarik.
Peranan
Positif Regards
dalam
hidupnya, manusia selalu mempunyai perasaan dan kebutuhan untuk dicintai,
disukai dan diterima oleh orang lain.dan oleh karena itu self akan berkembang
secara utuh-keseluruhan, menyentuh semua bagian-bagian jika tercapai.
Ciri
Orang yang Berfungsi Sepenuhnya
1)
Keterbukaan terhadap pengalaman (openness to experience)
adalah
salah satu dari lima wilayah utama kepribadian yang ditemukan oleh para
psikolog. Keterbukaan aktif melibatkan imajinasi, estetika sensitivitas,
perhatian terhadap perasaan batin, preferensi untuk berbagai, dan keingintahuan
intelektual. Sebagian besar psikometrik penelitian telah menunjukkan bahwa
kualitas ini secara statistik berkorelasi. Dengan demikian, keterbukaan dapat
dipandang sebagai ciri kepribadian global yang terdiri dari satu set ciri-ciri
khusus, kebiasaan, dan kecenderungan yang berkumpul.
2)
hidup menjadi (existential living)
sebagian
didasarkan pada eksistensial keyakinan bahwa manusia sendirian di dunia.
Perasaan kesendirian ini menyebabkan perasaan ketakbermaknaan yang dapat
diatasi hanya dengan orang itu sendiri menciptakan nilai-nilai dan makna. Ini
menunjukkan bahwa dalam membuat pilihan-pilihan kita sendiri kita menerima
tanggung jawab penuh atas hasil dan menyalahkan siapa pun kecuali diri kita
sendiri jika hasilnya kurang dari apa yang diinginkan.
3)
keyakinan organismik (organismic trusting)
Mempercayai
seseorang pikiran dan perasaan sebagai akurat. Lakukan apa yang datang secara
alami.
4)
pengalaman kebebasan (experiental freedom)
Untuk
mengakui kebebasan seseorang dan bertanggung jawab atas tindakan sendiri.
5)
kreativitas (creativity)
Full
partisipasi di dunia, termasuk memberikan kontribusi bagi kehidupan orang lain
Otonomi
Fungsioanal
Otonomi
fungsional memandang motivasi dewasa bermacam-macam, sistem self sustaining,
pertumbuhan sistem antecedent, tapi secara fungsional tak terkait. Otonomi
fungsional juga pendorong dan pembentukan perilaku masa kini dan lepas lepas
dari masa lalu. Apa yang dilakukannya semata-mata dikhususkan begitu saja demi
tujuan berbeda dari semula.
Contoh:
Seorang
pemburu tetap saja kan memburu meskipun tidak ada nilai instrumentalnya
(semata-mata senang berburu)
Perseverative
Otonomi Fungsional : meliputi bentuk-bentuk kecanduan,mekanisme sirkular,
perbuatan yang diulang-ulang atau secara rutin. Orang dewasa yang sehat
ditandai dengan serangkaian sifat yang teratur dan kongruen yang berfungsi
sebagaian besar secara rasional dan sadar. Maka untuk memahami orang dewasa
maka harus memahami maksud dan aspirasi mereka.
Contoh
:
Tindakan
seorang anak yang mengoceh berulang-ulang, tugas yang belum selesai mendapat
interupsi dan cenderung diingat dari pada tugas yang selesai.
Propriate
Otonomi Fungsional : meliputi minat-minat yang dipelajari, nilai-nilai,
sentimen-sentimen, motif-motif pokok, disposisi pribadi, gambaran diri dan gaya
hidup. Manusia selalu dalam proeses untuk menjadi lebih integral dan daya
penyatiu yang paling penting adalah propriate function, dimana usaha mengejar
tujuan yang membentuk kepribadian.
Contoh:
Seseorang
yang ingin menjadi dokter bukanlah merupakan sifat bawaan atau karena
diperlukan tapi belajar untuk hidup.
Perkembangan
Kepribadian
Allport
melihat bahwa anak yang baru lahir sebagai seorang ciptaan keturunan, hanya
memiliki dorongan primitif, dan tingkah laku reflek ,tidak memiliki kepribadian
tapi memiliki potensi yang akan terpenuhi atau terbentuk pada saat pertumbahan
dan pematangannya. Dalam Perkembangan Proprium Allport membagi dalam beberapa
tahap sebagai berikut:
1)
0-3 tahun :
Pembanguanan
keadaran diri : sense of bodily self (enak tidak enak), perasaan identitas diri
berkelanjutan kesadaran sebagai subjek yang berkembang. Dalam hal ini bahasa
menjadi faktor yang penting. Harga diri atau kebanggaan sebagai periode
terakhir dimanan\ anak ingin melakukan sesuatu, membuatnya terwujud, dan
mengontrol dunianya.
2)
4-6 tahun:
Perluasan
diri dan gambaran diri. Dalam perluasan diri, perasaan keterhubungan dengan
orang-orang dan hal-hal yang penting dalam lingkungannya. Relasi anak dan
lingkungan tempat dia tumbuh terhubung sangat penting. Muncul perasaan
lingkuangan tersebut adalah bagian dirinya. Gambaran diri; terkait dengan
penanaman-penanaman nilai, tangung jawab moral, intensi, tujuan dan pengetahuan
diri yang akan berperan mencolok dalam kepribbadiannya kelak.
3)
6-12 tahun:
Kesadaran
diri. Pengenalan kemampunan diri mengatasi persoalan-persoalan dengan alasan
dan gagasan karena anak bergerak dari lingkungan keluarga ke masyarakat.
4)
Remaja
Propriate
striving, pembanguanan tujuan dan rencana ke depan: intensi-intensi, long-range
purposes,distant goals.Persoalan utama berkaitan dengan identitas, ”apakah saya
seorang anak atau dewasa?”
5)
Kedewasaan
Menurut
Allport, faktor utama tingkah lalu orang dewasa yang matang adalah sifat-sifat
yang terorganisir dan selaras yang mendorong dan membimbing tingkahlaku menurut
prinsip otonomi fungsional.
Kualitas
Kepribadian yang matang sebagai berikut:
Ekstensi
sense of self
Kemampuan
berpartisipasi dan menikmati kegiatan dalam jangkauan yang luas.
Contoh
: terlibat dalam kegiatan masyarakat (senat, karang taruna, partai politik,dll)
Kemampuan
diri dan minat-minatnya denga orang lain beserta minat mereka.
Contoh:
Saya yang punya minat dalam olah raga juga mengenali minat oprang lain yang
sama atau pun berbeda.
Kemampuan
merencanakan masa depan (harapan dan rencana)
contoh:
Keinginan jadi dokter, membuat perencanaan strudi dan membayangkan apa yang mau
dilakuakn setelah jadi dokter.
Hubungan
hangat/akrab dengan orang lain
Kapasitas
intimacy (hubungan kasih dengan keluarga dan teman) dan compassion (pengungkapan
hubungan yang penuh hormat dan menghargai dengan setiap orang)
Penerimaan
diri
Kemampuan
untuk mengatasi reaksi berlebih hal-hal yang menyinggung dorongan khusus (misal
: mengolah dorongan seks) dan menghadapi rasa frustasi, kontrol diri, presan
proporsional.
Pandangan-pandangan
realistis, keahlian dan penugasan
Kemampuan
memandang orang lain, objek, dan situasi. Kapasitas dan minat dalam
penyelesaian masalah, memiliki keahlian dalam penyelesain tugas yang dipilih,
mengatasi pelbagai persoalan tanpa panik, mengasihani diri, atau tingkah laku
lain yang merusak.
Objektifikasi
diri: insight dan humor
Kemampuan
diri untuk objektif dan memahami tentang diri dan orang lain. Humor tidak
sekedar menikmati dan tertawa tapi juga mampu menghubungkan secara positif pada
saat yang sama pada keganjilan dan absurditas diri dan orang lain.
Filsafat
Hidup
Ada
latar belakang yang mendasari semua yang dikerjakannya yang memberikan tujuan dan
arti. Contohnya lewat agama.
Untuk
memahami orang dewasa kita membutuhkan gambaran tujuan dan aspirasinya. Tidak
semua orang dewasa memiliki kedewasaan yang matang. Bisa saja seseorang
melakukan sesuatu hal tanpa tahu apa yang ia lakukan.
Beberapa
catatan mengenai Teori Allport
Kekurangan
Allport pada persamaan formal sehingga tidak memadai untuk banyak penelitian,
gagal menunjukkan konsep pokok yaitu fungsi otonomi, mengasumsikan adanya
diskontinuitas antara hewan-manusia, masa kanak-kanak dan dewasa, normal dan
abnormal, menekankan keunikan kepribadian, memberikan perhatian yang terlalu
sedikit pada pengaruh sosial, dan faktor situasioanal, serta menggambarkan
manusia pada gambaran terlalu positif.
Sumber
:
Jofipasi.wordpress.
Com/2010/02/12/viktor-frankl-and-logotherapy/
e-jurnal.com/logoterapi-sebuah-pendektan-hidup-bermakna/
e-jurnal.com/gordon-allport-tokoh-psikologi-humanistik
kalo ciri2 kepribadian malasuainya ada apa tidak dari logoterapi ini sendiri?
BalasHapus