a. TINJAUAN TENTANG HARGA DIRI
Harga diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang mempunyai peran penting dan berpengaruh besar terhadap sikap dan perilaku individu.
Menurut Coopersmith (dalam burn, 1998), mengatakan bahwa : “Harga diri merupakan evaluasi yang dibuat individu dan kebiasaan memandanga dirinya, terutama sikap menerima, menolak, dan indikasi besarnya keercayaan indvidu terhadap kemampuan, keberartian, kesuksesan, keberhargaan”. Secara singkat harga diri adalah “Personal Jugment” mengenai perasaan berharga atau berarti yang diekspresikan dalam sikap indivudi terhadap dirinya”.
Stuart dan Sundeen (1991), mengatakan bahwa harga diri adalah penilaian individu terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal dirinya. Dapat disimpulkan bahwa harga diri menggambarkan sejauh mana individu tersebut menilai dirinya sebagai prang yang memiliki kemampuan, keberartian, berharga, dan kompeten.
Menurut Coopersmith (dalam Burn, 1998) harga diri mempunyai beberapa karakteristik, yaitu :
· Harga diri sebagai sesuatu yang bersifat umum
· Harga diri bervariasi dalam berbagai pengalaman
· Evaluasi diri
Individu yang memiliki harga diri tinggi menunjukkan perilaku menerima dirinya apa adanya, percaya diri, puas dengan karakter adan kemampan diri dan individu yang memiliki harga diri rendah, akan menunjukakan penghargaan buruk terhadap dirinya sehingga tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial (Struart dan Sundeen, 1991 dan Keliat, 1995).
c.Pembentukan Harga Diri
Harga diri mulai terbentuk setelah anak lahir, ketika anak berhadapan dengan dunia luar dan berinteraksi dengan orang-orang dilingkunagn sekitarnya. Interaksi secara minimal memerlukan pengakuan, penerimaan peran yang saling tergantung pada orang yang bicara dan orang yang diajak bicara. Interaksi menimbulkan pengertian tentang kesadaran diri, identitas, dan pemahaman tentang diri. Hal ini akan membentuk penilai individu terhadap dirinya sebagai orang yang berarti, berharga dan menerima keadaan diri apa adanya sehingga individu mempunyai perasaan harga diri (Burn, 1998). Harga diri mengandung pengertian “siapa dan apa diri saya “. Segala sesuatu yang berhubungan dengan seseorang, selalu medapat penilaian berdasarkan kriteria dan standar tertentu, atribut-atribut yang melekat dalam diri individu akan mendapa masukan dari orang lain dalam proses berinteraksi dimana proses ini dapat menguji. Individu yang memperlihatkan standar dan nilai diri yang terinternalisasi dari masyarakat dan orang lain.
d. Aspek-Aspek dalam Harga Diri
Coorpersmith (1998) membagi harga diri kedalam empat aspek :
a. Kekuasaan (power)
Kemampuan untuk mengatur dan mengontrol tingkah laku orang lain. Kemampuan ini ditandai adanya pengakuan dan rasa hormat yang diterima individu dari orang lain.
b. Keberatian (significance)
Adanya kepedulian, penilaian, dan afeksi yang diterima individu dari orang lain.
c. Kebajikan (virtue)
Ketattan mengikuti syandar moral dan etika, ditandai oleh ketaatan untuk menjauhi tingkah laku yang tidak diperbolehkan
d. Kemampuan (competence)
Sukses memenuhi tuntunan prestasi.
e Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Diri
Faktor-faktor yang melatarbelakangi harga diri yaitu :
a. Pengalaman
Pengalaman merupakan suatu bentuk emosi, perasaan, tindakan, dan kejadian yang pernah dialami individu yang dirasakan bermakna dan meninggalkan kesan dalam hidup individu (Yusuf, 2000)
b. Pola asuh
Pola asuh merupakan sikap orang tua dalam berinteraksi dengan anak-anaknya yang meliputi cara orang tua memberikan aturan-aturan, hadiah maupun hukuman, cara orang tua menunjukkan otoritasnya dan orang tua memberikan perhatiannya serta tanggapan terhadap anaknya (Shochih, 1998).
c. Lingkungan
Lingkungan memberikan dampak besar kepada sesorang melalui hubungan baik antara sesama sehingga menumbuhkan rasam aman dan nyaman dalam penerimaan sosial dan harga dirinya (Yusuf, 2000).
d. Sosial ekonomi
Sosial ekonomi merupakan suatu yang mendasari perbuatan seseorang untuk memenuhi dorongan sosial yang memerlukan dukungan finansial yang berpengaruh pada kebutuhan hidup sehari-hari (Ali dan Asrori, 2004).
f. Hambatan dalam Perkembangan Harga Diri
Menurut Dariuszjy (2004) yang menghambant perkembangan harga diri adalah :
Perasaan takut, yaitu kekhawatiran atau ketakutan (fear). Dalam kehidupan sehari-hari individu harus menempatkan diri di tengah-tengah realita. Ada yang menghadapi fakta-fakta kehidupan dengan penuh kebenaran, akan tetapi ada juga yang menghadapinya denga perasaan tidak berdaya, ini adalah tanggapan negatif terhadap diri, sehingga sekitarnya pun merupakn sesuatu yang negatif bagia dirinya. Tanggapan ini menjadikan individu selalu hidup dalam ketakutan yang akan mempengaruhi seluaruh alam perasaannya sehingga terjadi keguncangan dalam keseimbangan kepribadian, yaitu suatu keadaan emosi yang labil. Maka dalam keadaan tersebut individu tidak berpikir secara wajar, jalan pikirannya palsu, dan segala sesuatu yang diluar diri yang dipersepsikan secara salah. Dengan demikian tindakan-tindakannya menjadi tidak adekurat sebab diarahkan untuk kekurangan dirinya. Keadaan ini lama kelamaan tidak dapat dipertahankan lagi, yang akhirnya akan menimbulkan kecemasan.
Sumber :
resources.unpad.ac.id/unpad-content/.../HARGA%20DIRI.pdf
Mohon ijin untuk memakai artikelnya…dengan mencantumkan sumber tentunya :)
BalasHapusStuart and Brunden,,,?